Wisata Natuna : Dari Pantai ke Warung Kopi

Mari berceritera sesuatu yang ringan-ringan saja.. :)

Tentang beberapa tulisan saya mengenai behind the picture hunting foto selama di natuna, ada beberapa pembaca yang komplain karena tulisannya terlalu rumit untuk dimengerti. yaa.. karena di tulisan tersebut isinya membedah pengambilan gambar. Untuk memberi referensi ke pembaca yang sekedar ingin bertraveling akan ada beberapa tulisan sebagai travel guide kawan-kawan jika ingin berwisata ke natuna. Saya sangat ingin sekali menyelesaikan eBook traveling natuna supaya bisa segera saya share ke pembaca, semoga saya diberi kelonggaran waktu untuk itu.. soo stay tune.
Senja di Ranai
Secara umum Natuna mungkin bukan destinasi wisata yang cukup populer, dan sudah jamak di Indonesia daerah wisata di luar tujuan favorit masih minim fasilitas, so natuna lebih cocok bagi kawan-kawan backpacker yang menomor sekiankan kemewahan. Namun pemerintah Natuna terbilang cukup giat mengembangkan infrastrukturnya, di bandingkan pertama kali saya ke Natuna tahun 2008 saat ini sudah ada alternatif transportasi dan akomodasi yang cukup memadai. Penerbangan ke Natuna dapat diakses dari Batam atau Tanjungpinang setiap hari. Begitu juga dengan transportasi di dalam kota Ranai serta ke beberapa pulau utama sudah tersedia moda transportasinya. Namun akomodasi hanya tersedia di Kota Ranai dan beberapa pulau utama seperti Sedanau. Di luar yang tersedia tersebut, alternatifnya anda dapat menyewa pompong (perahu nelayan) dan menginap dirumah penduduk jika kawan-kawan hendak mengunjungi pulau-pulau kecil lainnya.
Transportasi yang menghubungkan beberapa pulau utama di Natuna
Jika ingin sedikit mengenal budaya dan keseharian masyarakat Natuna, pergilah ke pantai dan pelantar-pelantar nelayan. Ada riak kehidupan yang mempesona disana. Hampir di setiap pantai yang saya kunjungi tersaji alam yang bersahabat dengan masyarakatnya. Karena penghidupan mereka banyak bergantung dari hasil laut. Rumah-rumah nelayan berdiri diatas pancang kayu di kiri-kanan pelantar. Bahkan di beberapa wilayah tidak dijumpai mobil dan hanya dapat diakses dengan sepeda motor dikarenakan pelantar yang menghubungkan perkampungan dibuat tidak cukup lebar dan hanya berpondasikan kayu.
Semangat Pagi Pak Guru
Masyarakat pesisir natuna
Sekalipun bukan daerah yang padat-Penduduk Natuna tahun 2011 hanya sekitar 70.000 jiwa yang tersebar di 27 pulau berpenghuni. Selalu saja ada keramaian di sekitar pantai, jika anda cukup beruntung anda dapat menyaksikan permainan adu gasing sambil menikmati kelapa muda di sekitar pantai tanjung. Tidak hanya anak-anak yang ramai bermain bahkan orang tua sekalipun gemar memainkan permainan ini. Cerita tentang kuliner, seafood di Natuna jelas menggiurkan anda dapat jumpai di restoran gerai atau sisi basisir. Namun saya ingin menceritakan sesuatu yang khas Natuna. Warung-warung kopi selalu ramai di Natuna bahkan sudah menjadi bagian dari budaya. Masyarakat setempat tidak hanya sekedar mencari minuman hangat dan cemilan di warung kopi, namun menjadi ajang berbagi informasi dan tempat bertukar pikiran mulai dari masalah politik sampai gosip rumah tangga. Menemani kopi anda bisa menikmati cemilan khas Natuna, ada kernas yang terbuat dari sagu dan ikan atau lempar (dibaca dengan ejaan melayu dengan "r" yang disamarkan) yang terbuat dari ketela diisi dengan racikan ikan berbumbu.
Kuliner Natuna
Jajanan khas Natuna

Jangan puas dengan sekedar menikmati pantai Natuna. Ada keindahan lebih dibawah sana, yaa.. bagi kawan-kawan yang hobi diving atau snorkling Di sekitar pulau senoa dan pulau laut ada beberapa spot yang menarik untuk dijelajahi. Sayang sekali saya tidak membawa perlengkapan fotografi underwater untuk mengabadikannya, namun di Natuna ada komunitas diving yang dapat anda ajak sebagai guide. Jika memang ingin menyelam atau snorkling sebaikan anda menyiapkan sendiri peralatannya sebelum ke Natuna karen tidak ada tempat sewa alat tersebut di Natuna.
Dalam perjalanan pulang setelah diving di sekitar pulau Senoa
Untuk mencapai spot-spot menyelam tersebut anda dapat mengakses dari perkampungan nelayan di desa sepempang. Dikarenakan tidak ada transportasi umum ke sana anda harus menyewa pompong nelayan. Kisaran harganya antara Rp300.000 sd Rp500.000 tergantung besar kapal yang hendak disewa. Namun hindari perjalan ke sana pada bulan Desember sampai Februari, di waktu tersebut Natuna dilanda musim utara dimana arus laut dan cuaca kurang mendukung.
Nikmatnya senja
Suasana desa sepempang
Cukup sekian cerita wisata Natuna, to be continue... salam :)


Share this:

1 komentar