Wisata Natuna : Senoa, Pulau Ibu Hamil yang Mempesona


Pemandangan Pulau Senoa/Pulau Ibu Hamil dari seberang pulau
Jika anda pernah menonton film life of pi mungkin masih ingat dengan salah satu adegan Pi terdampar di pulau tak berpenghuni, dan akhirnya Pi menyadari pulau tersebut "hidup" dengan sendirinya. Tak hanya itu Pi pun sadar kalau pulau itu serupa dengan sosok manusia yang sedang berbaring dan mengapung di tengah laut. Kisah pi dan pulau tersebut fiksi, namun kisah saya ini nyata dan eksis adanya. Satu dari sekian daya tarik Natuna untuk dikunjungi yang tidak dimiliki daerah lain adalah Pulau Senoa (dalam ejaan melayu ranai disebut Senue) atau Pulau Ibu Hamil. Ada sederet cerita menarik tentang pulau ini. Keberadaan pulau senoa yang berbentuk tubuh manusia ini sendiri sudah cukup lama terdengar sampai keluar negeri. Para pelaut Vietnam dan Thailand bahkan punya nama sendiri untuk pulau ini, TGI TSI NGSOO yang berarti perut manusia. Kapal pesiar mewah Orion II dari Australia mengunjungi Senoa tengah tahun lalu. Mungkin karena letaknya di perbatasan Indonesia di laut cina selatan pulau ini lebih tersohor di luar negeri.
1. A Preggy Lady Island; 2. Jernihnya air laut dan terumbu karang memanjakan mata sepanjang perjalanan
Pulau Senoa berada tepat di seberang laut desa Sepempang di kaki gunung ranai. Pelantar nelayan di Sepempang menjadi tempat menyewa perahu jika ingin mengunjungi pulau senoa. Tidak ada transportasi umum untuk mencapai senoa karena senoa pulau yang tidak berpenghuni. Anda dapat menyewa perahu motor nelayan seharga Rp300.000 s.d Rp500.000 bergantung pada besar kecil perahu. Kapal nelayan yang yang anda sewa akan mengantarkan anda ke Senoa dan menunggu sampai anda kembali ke Sepempang. Bergerak dari Sepempang kita akan menempuh perjalanan laut selama kurang lebih 20 menit untuk sampai di Senoa. Sepanjang jalan mata kita akan dimanjakan dengan biru dan beningnya air laut serta cantiknya terumbu karang. Bahkan tak perlu alat snorkling untuk dapat melihat sampai ke dasar laut. Semakin mendekat ke Senoa semakin tampak "ibu hamil" yang berbaring tenang di tengah lautan.
Pantai sisi barat, bagian perut pulau senoa
Sesampainya di Senoa kita akan disambut landscape yang mempesona di sisi barat pulau. Terumbu karang di bagian ini cukup indah dengan kedalaman air laut yang relatif dangkal. Di bagian ini juga terdapat tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan sederhana ini dapat dijadikan basecamp untuk menyimpan barang atau sekedar berkumpul dan barbeque-an selama di Senoa. Tempat peristirahatan tersebut dibangun oleh Pemerintah Daerah untuk mendukung kegiatan konservasi penyu hijau. Pelepasan penyu hijau dilakukan di Senoa ini. Dengan ekosistem yang mendukung, bagian kepala pulau senoa ini adalah tempat bertelur yang baik bagi penyu hijau. Sayangnya fenomena menarik ini masih sulit ditemukan, karena jumlah penyu yang masih sedikit dan tergantung musim. Penyu memiliki memori yang kuat terhadap tempat ia dilepaskan, konon katanya saat akan bertelur dia akan kembali ke tempat dimana ia dilepaskan dahulu. Karena itu, Senoa  dimanfaatkan untuk konservasi penyu hijau tersebut yang nantinya dapat menambah daya tarik wisata Senoa.
1. Pancang penanda pulau terluar; 2. Hamparan pasir putih nan indah di sisi selatan pulau
Hampir seluruh sisi pulau di kelilingi dengan pasir putih yang luas serta air laut yang jernih dan segar. Cukup dengan alat snorkling anda sudah dapat berenang sambil menikmati cantiknya terumbu karang yang masih alami di Senoa. Ada yang unik dengan bebatuan yang mengelilingi pulau ini, ada perbedaan yang unik antara sisi depan pulau yang menghadap kota Ranai dengan sisi belakang pulau yang menghadap ke timur. Di sisi timur pulau yang menghadap laut cina selatan, adalah sisi pulau yang sangat curam. Batu-batu cadas di bagian ini berwarna hitam pekat dan memiliki permukaan yang rata dengan kemiringan hampir 90 derajat. di salah satu puncak bebatuan tersebut terdapat pancang titik terluar Indonesia. Bagi anda yang tidak cukup mahir berenang atau diving tidak disarankan ke bagian ini, karena kedalamannya yang lebih dari 50 meter serta banyaknya batu-batu cadas. Selain itu arus di bagian belakang pulau ini cukup deras terutama pada musim utara Desember sampai Februari. Namun tidak usah berkecil hati anda masih dapat mengexplore bagian belakang pulau dengan menggunakan perahu. Pemandangan di balik pulau ini sangat mistis. Celah-celah batu cadas yang cukup besar membentuk serupa gua dan menjadi sarang burung walet. Menurut nelayan yang pernah kemari, di bagian kepala pulau terdapat gua vertikal yang sebagian terendam air laut. Namun gua tersebut terlindung oleh tebing batu cadas yang curam sehingga sulit untuk dijangkau.
Menyelami surga di perbatasan

Bagi saya tak cukup waktu sehari untuk menjelajahi seluruh bagian pulau Senoa. Masih banyak bagian-bagian pulau ini yang sulit dicapai. Jika sudah cukup puas menikmati keindahan sisi luar pulau, ada hal lain yang menanti anda di bagian dalam pulau ini, hutan yang tak terjamah. Pada bagian yang landai pulau ini hanya ditumbuhi pohon kelapa dan beberapa jenis tanaman ekosistem mangrove. Semakin ke tengah (bagian perut pulau) semakin curam. Menjelajahi tengah pulau ini tidak kalah menarik. Sedikit sekali ada tanda-tanda tangan manusia di dalam hutan pulau ini. Sebagian besar tanaman tumbuh dengan sendirinya dengan siklus alami. Sepanjang jalan suara berbagai jenis burung sahut-sahutan memenuhi ruang dengar. Bagian dalam pulau ini cukup aman karena tidak ada binatang buas. Kita hanya perlu waspada dengan duri dan dahan pohon yang sebagian besar tampak sama.
1. Jamur yang tumbuh alami pada dahan-dahan pohon yang telah mati; 2. Menjelajahi sisi dalam pulau
Disisi utara pulau Senoa sangat fotogenik. Bagian bahu pulau ini membentuk cekungan kecil dengan arus relatif teduh. Deretan pohon kelapa rimbun sekali, hanya sesekali masyarakat datang ke Senoa untuk memanen kelapa untuk dimanfaatkan. Di bagian ini pasir putih panjang membentang menjorok ke laut, hampir sepanjang seluruh badan pulau Senoa. Menjelang sunset pasir putih tampak kuning keemasan di siram sinar matahari. Kita juga bisa menyaksikan matahari tenggelam di kaki gunung ranai dari tempat ini. Tempat ini sangat cocok untuk bersantai di sore hari.. ada beberapa gubuk-gubuk kecil tempat memecah kelapa sebagai tempat beristirahat.
Sisi utara pulau, di balik deretan pohon kepala dibaliknya terdapat sarang burung walet
Seperti biasa tak lengkap rasanya menceritakan keindahan tanah melayu ini tanpa menceritakan hikayat masyarakat yang terkait dengan Pulau Senoa. Nama Senoa dalam bahasa melayu berarti pelit dan serakah. Dahulu kala Seorang Panglima menikahi anak Raja Senubing, Engku Patimah namanya. Engku Patimah ini dikenal dengan sifatnya yang sangat pelit dan dibenci masyarakat. Alkisah hamillah Engku Patimah setelah menikah. Saat hamil tua Engku Patimah di tinggal Datok Panglima Hitam, suaminya yang pergi memancing. Saat malam tiba Engku Patimah mendengar suara yang memanggil mirip seperti suara suaminya, Suara panggilan itu terdengar semakin jelas “Abang pulang ni bawa ikan” bergegaslah Engku Patimah untuk melihat suaminya, alangkah terkejutnya Engku Patimah ternyata suara itu bukanlah suaminya melainkan suara makhluk yang menyeramkan dan langsung mencakar perutnya hingga anak yang ada dalam kandungan Engku Patimah hampir keluar dan tersangkut. Ia pun pun berlari ke lautan hendak mencari suaminya namun akhirnya tewas serta berubah menjadi sebuah pulau yang berbentuk seperti orang hamil yang kini di sebut Pulau Senoa. Kejadian ini dianggap sebagai karma bagi Engku Patimah karena sifatnya yang terlalu pelit.

Di lain waktu saya akan membuat tulisan tentang Tanjung Senubing yang juga terkait dengan kisah Pulau Ibu Hamil ini. Sekilas tentang Tanjung Senubing, tempat ini berbentuk teluk dengan hamparan batu-batu granit raksasa yang paling indah di natuna.

Share this:

0 komentar