Aksi Panggung Para Musisi

Wallaki, salah satu performer di even Bambu Nusantara 5
Sejenak kita berfokus ke atas panggung. Seni-budaya angklung sudah melekat sebagai salah satu ikon Kota Bandung. ITB menyelenggarakan even musik bertema bambu yang menghadirkan musisi handal plus kreatif Indonesia dan mancanegara. Ini adalah acara musik tahunan yang sudah memasuki tahun ke lima. Bambu Nusantara 5 disponsori oleh kementerian kebudayaan dan pariwisata RI yang gencar memamerkan khasanah budaya Indonesia.
Kolaborasi musisi asal Australia, Chili, dan Indonesia
Even yang digelar dua hari berturut-turut di gedung Sasana Budaya Ganesha ITB ini melibatkan puluhan musisi, menyajikan musik etnik penuh warna serta karya seni lukis, patung, dan fashion yang juga ambil bagian. Wallaki salah satu grup musisi yang perform di even ini, menggabungkan seniman asal Chili yang memainkan Kora (sejenis alat musik petik dari afrika barat), gitaris akustik asal Australia dan seniman asal Indonesia yang memainkan alat tradisional Sadatana (alat musik berbentuk seperti guci yang sudah cukup jarang dimainkan, terbuat dari bahan yang sama untuk pembuatan genteng).

Kolaborasi Beda Generasi
Seniman Angklung Beraksi
Seniman dalam negeri tidak kalah mempesona di Bambu Nusantara ini, kolaborasi lagu sunda yang dibawakan nge-pop sangat menghibur. Bahkan lagu sunda tersebut dicampur dengan musik punk dan hip-hop. Belum lagi permainan angklung yang memukau dari seniman-seniman muda kota Bandung. Tak cukup dengan itu, even ini memamerkan alat musik angklung yang didesain unik sehingga bisa memainkan lagu-lagu dari iPod. Lagu Heal the world milik Michael Jackson dimainkan sangat apik dengan angklung canggih ini. Bahkan tidak melulu soal music performance saja, ada banyak stan kuliner, dari stan maicih sampai aneka jajanan rakyat yang cukup menggoda. Even ini juga memamerkan kreatifitas seniman lukis dan pahat yang tentunya terbuat dari berbahan dasar bambu, alat musik seperti karinding dan aksesoris-aksesoris menarik berbahan dasar bambu juga tidak absen dijajakan. Di salah satu aksi penonton diajak bermain karinding bersama-sama.
Wajah kreatifitas dengan bambu
Meninggalkan aksi musisi di Kota Bandung mari berfokus mendengarkan musik jazz. Kota Batam sedang berbenah melakukan transformasi dari daerah transit dan industri menjadi daerah tujuan wisata. Ada beberapa even untuk memacu transformasi itu, salah satunya Asean Jazz Festival yang tahun ini adalah penyelenggaraan tahun keempat. Tahun ini diselenggarakan di kawasan International ferry terminal Harbour Bay, alasan penyelenggaraan untuk memudahkan para pengunjung dari luar Indonesia (Singapore, Malaysia dll) dan siapa yang tidak tahu Harbour Bay, restoran-restoran seafood dengan suasana yang sangat nyaman di bibir pantai menjadi magnet bagi wisatawan.
Just enjoy the beat.. improvisasi sang pemain perkusi
Sang Basis unjuk kebolehan
Makanan lezat, suasana pantai, dan musik jazz kurang nikmat apa lagi?? sekalipun belum semeriah penyelenggaraan Java Jazz, even ini sudah menjadi salah satu andalan Kota Batam. Berikut beberapa bidikan ke para performer yang sedang beraksi.
Musisi jazz andalan Indonesia Mr. Dwikie Dharmawan dalam aksinya

Share this:

0 komentar