Saya tidak kenal dengan pak Dieter ini kawan, en juga tidak pernah ikut perang di Vietnam... :p Cerita ini dari film Rescue Dawn karya sutradara Warner Herzog, yang diadaptasi dari film dokumenter Little Dieter Needs To Fly tahun 1997. Sebuah film perang yang justru sarat dengan nilai-nilai solidaritas dan humanisme.. recomended untuk dinonton.
Tapi intinya bukan tentang kisah pak Dieter, tapi bagaimana aplikasi kata-kata pak Dieter dalam aktivitas fotografi. Penafsiran bebas saya adalah "kembalikan ke posisi seharusnya, dan prepare semua hal-hal detail sekalipun sepele, bisa jadi yang sepele itu yang menentukan sukses tidaknya tujuan. kita saya suka menganalogikan fotografer dengan tentara, saat kita berangkat untuk memotret sama seperti tentara yang pergi berperang. Karena kita sama-sama jarang diberi kesempatan kedua, untuk menembak suatu momen.
Sedikit berbagi pengalaman tidak enak, soal pentingnya menyiapkan pernak-pernik sebelum melakukan suatu pemotretan. Suatu saat saya harus mengambil beberapa foto untuk dokumentasi, namun terhambat hanya karena lupa mem-back up foto di memory card, berita buruknya saya tidak membawa memory card cadangan. Dengan sangat terpaksa saya harus menghapus beberapa foto setiap kali ingin memotret. Menjadi tidak leluasa karena tidak bisa tembak renteng, men-shoot semua hal yang menarik.
Masih tentang memory card (benda seukuran kuku yang sering luput dari mata). Di suatu even saya ikut hunting dengan komunitas Batam Shutter dan Batam Photo Club (BPC). Merasa semua sudah lengkap, mantab hati saya meninggalkan rumah. Setibanya di spot hunting ada huruf "E" terbalik di monitor Nikon D90-ku.. it's empty.. soo bad. Ternyata ehh ternyata memory card masih setia berada dalam laptop, dan itu dirumah. berhubung tidak ada yang bisa dipinjami dengan berat hati harus balik kanan bubar !!
Masih pengalaman tidak enak, ini paling terbaru dan mungkin paling tidak enak. Niat hati ingin liburan bersama istri tercinta dan sengaja memilih Turi beach resort Batam yang katanya indah dengan pantai dihiasai batu-batu megalitikum dan dermaga yang romantis. Dengan penuh semangat dan memikirkan banyak sekali konsep foto yang ingin di-capture, portscape modelnya istri saya dengan backgroud pantai pasir putih, atau dermaga yang cukup jauh menjorok ke laut, atau cafe model pura yang berdiri di atas bebatuan besar. selain itu saya juga ingin mengambil foto-foto kami berdua di berbagai spot yang sangat menarik. dan saya juga ingin mengambil foto-foto slow speed di bebatuan dan dermaga serta bibir pantai. Kamera plus lensa siap, tripod, filter, batrai sudah siap, kit pembersih dan rain coat juga sudah siap. dan kali ini memory card tentu saja sudah siap dan sudah dikosongkan (berharap bisa mengambil buanyak foto). Rasa-rasanya sudah lengkap lahir bathin yah.. tapi ehh tapii.. charger tidak terbawa dan parahnya baterai zero power setelah dipake motret firework malam tahun baru... my bad... how pitty I am...
Sekedar share kawan.. supaya bisa jadi wasiat terutama kepada diri saya sendiri dan rekan-rekan fotografer pada umumnya (sudah kayak khatib sholat jumat aja nih... :p ). Smangat berkarya, Indonesia terlalu kaya dan indah untuk dilewatkan.. salam SoulinArt.
Sekedar share kawan.. supaya bisa jadi wasiat terutama kepada diri saya sendiri dan rekan-rekan fotografer pada umumnya (sudah kayak khatib sholat jumat aja nih... :p ). Smangat berkarya, Indonesia terlalu kaya dan indah untuk dilewatkan.. salam SoulinArt.
2 komentar
Wah... berhubung dede gak ngerti fotograper2an, dede bahas dari segi penulisan aja ya!
BalasHapusDede suka banget ama postingan yg ini! tulisannya hidup, dan...
ada nama dedenya!
Hwooooowwww!!
thanx alot.. my number one fans... :p
BalasHapus